LAMONGAN, Meskipun Kabupaten Lamongan saat ini berada dalam kondisi zero attack terkait radikalisme, kewaspadaan dini tetap menjadi prioritas. Hal ini ditekankan dalam sebuah sesi diskusi yang melibatkan berbagai pihak, termasuk Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kabupaten Lamongan, dalam upaya menciptakan ruang aman bagi perempuan dan anak dari bahaya radikalisme.
"Pencegahan dini tidak bisa dilakukan sendiri. Perlu pendekatan kolaboratif melalui konsep pentahelix yang melibatkan pemerintah, akademisi, media, komunitas, dan sektor swasta," ujar Koordinator Duta Damai BNPT Regional Jawa Timur dalam sesi diskusi tersebut. Ia menambahkan bahwa di ruang digital, peran kontra-narasi dan literasi digital sangat krusial untuk membendung penyebaran ideologi kekerasan.
DPPPA Kabupaten Lamongan menyambut baik seruan kolaborasi ini, mengingat perempuan dan anak seringkali menjadi kelompok rentan yang dapat terpapar ideologi radikal. Melalui pendekatan pentahelix, diharapkan upaya pencegahan dapat dilakukan secara komprehensif dan melibatkan seluruh elemen masyarakat.
"Bersama kita wujudkan ruang aman bagi perempuan dan anak dari bahaya radikalisme. Saatnya kolaborasi lintas lembaga bergerak dari wacana menjadi aksi nyata," demikian pernyataan yang menggarisbawahi komitmen untuk melindungi generasi penerus dari ancaman radikalisme.
Inisiatif ini sejalan dengan berbagai program yang telah dan akan terus digalakkan oleh DPPPA Lamongan dalam memperkuat ketahanan keluarga dan komunitas dari berbagai bentuk ancaman sosial, termasuk radikalisme, demi terciptanya Lamongan yang damai dan harmonis.