LAMONGAN, 12 Juni 2025– Upaya serius Pemerintah Kabupaten Lamongan dalam mengatasi isu perkawinan anak melalui berbagai inovasi program telah membuahkan hasil signifikan. Hal ini diungkapkan oleh Wakil Bupati Lamongan, Dirham Akbar Aksara, dalam paparannya pada Penilaian Kinerja Pencegahan dan Penanganan Perkawinan Anak (PPA Award) Tahun 2025 yang diselenggarakan secara virtual di Command Center pada Kamis (12/6).
Wabup Dirham menyoroti keberhasilan kolektif dari berbagai inovasi program dan kegiatan yang diluncurkan, yang secara konkret berhasil menurunkan angka perkawinan anak di Lamongan. Dalam kesempatan tersebut, Wabup Dirham menegaskan komitmen Pemkab Lamongan untuk terus melindungi hak-hak anak dan memastikan masa depan mereka yang lebih baik.
"Kami sangat bersyukur melihat dampak positif dari inovasi-inovasi yang telah kami gulirkan. Penurunan angka perkawinan anak adalah bukti nyata kolaborasi dan kerja keras seluruh pihak, mulai dari pemerintah desa, OPD terkait, hingga masyarakat," ujar Dirham.
SADEL CEPAK dan Berbagai Inovasi Kunci
Berbagai inovasi kunci telah menjadi pilar utama dalam upaya penurunan perkawinan anak di Lamongan. Salah satunya adalah SADEL CEPAK (Desa Model Pencegahan Perkawinan Anak). Program ini, yang dimulai sejak tahun 2023, kini telah dibentuk di setiap kecamatan, mencakup total 27 kecamatan di Kabupaten Lamongan. Sebelumnya, data perkawinan anak di desa model cukup tinggi. Namun, setelah implementasi SADEL CEPAK, terjadi penurunan signifikan permohonan dispensasi kawin anak, bahkan beberapa desa telah mengalokasikan anggaran khusus untuk mendukung program ini.
"SADEL CEPAK berhasil mengubah paradigma di tingkat desa, di mana kesadaran kolektif untuk melindungi anak dari perkawinan dini semakin kuat dan terwujud dalam kebijakan anggaran desa," imbuh Wabup Dirham.
Inovasi lain yang turut berkontribusi signifikan meliputi:
BRUS LAMEGILAN (Bimbingan Remaja Usia Sekolah Lamongan Megilan): Program bimbingan remaja usia sekolah ini merupakan hasil kolaborasi lintas sektoral yang berfokus pada edukasi kesehatan reproduksi.
ANDINI RAMPING (Pencegahan Pernikahan Dini Remaja Peduli Stunting): Inisiatif kolaboratif antara DPPPA dan DPPKB ini bertujuan ganda, yaitu menurunkan angka stunting melalui pencegahan perkawinan anak.
IN-KOMPPAK (Informasi dan Komunikasi Pencegahan Perkawinan Anak): Aplikasi smartphone ini diluncurkan pada Oktober 2024 untuk menyediakan layanan konseling permohonan dispensasi kawin secara lebih mudah diakses.
PUSPAGA MALL: Menjadi pusat pembelajaran keluarga dengan layanan konseling dispensasi kawin yang strategis di Mall Pelayanan Publik, memudahkan masyarakat mengakses informasi dan bantuan.
Tren Penurunan Positif Permohonan Dispensasi Kawin
Data menunjukkan tren penurunan yang sangat positif terkait permohonan dispensasi kawin di Kabupaten Lamongan. Dari 462 permohonan di tahun 2022, angka ini berhasil turun menjadi 307 di tahun 2023, dan terus menurun signifikan menjadi 234 permohonan di tahun 2024. Capaian ini menjadi bukti konkret keberhasilan inovasi-inovasi yang digulirkan Pemkab Lamongan dalam menekan angka perkawinan anak.
"Kami akan terus mengevaluasi dan mengembangkan inovasi-inovasi ini agar dampaknya semakin luas dan berkelanjutan. Penurunan angka perkawinan anak adalah prioritas kami untuk menciptakan generasi Lamongan yang lebih sehat, cerdas, dan sejahtera," tutup Wabup Dirham, menegaskan komitmen berkelanjutan Pemkab Lamongan.